Antara Sakit dan Setan...
Antara kumbang dan macan...
Tak akan ada habisnya perdebatan ini.. karena kau yang setan dan aku yang sakit!
Kapten: Aku sakiiiiiiiit!.. sesakit-sakitnya..(sunyi)
Aku hancuuuuuuur!.. sehancur-hancurnya..
Menjadi debu... dan tertiup angin..(kapten bertekuk lutut, dengan kedua tangannya dikepal di depan dadanya, dengan muka meringis)
Nakhoda: (datang dengan terhuyung-huyung) Tapi ini semua ngaco karena kau.. kau yang ngaco..
kau setan!.. sesetan-setannya..
Kapten: Sudah jelaslah setannya bukan padaku. (menepuk dadanya) Aku bukanlah setan. Karena aku sakit!..(menepuk kembali dadanya)
jelas bukan?
....
Ini semua ngaco karena ia!.. ia yang setan!.. sesetan-setannya! (dengan jari menunjuk ke arah barat)
Nakhoda: Mungkin kau sakit tapi mungkinkah kau setan dalam saat yang bersamaan? Sakit tapi setan?
Kapten: Ah tidak! tidak mungkin!Tak ada itu Sakit tapi Setan! Teman tapi mesran mungkin!
Nakhoda: Mesra!
Kapten: Mesra tak berirama dengan setan!!.. (sambil menyalakan pipa nya dg korek api kayu dari saku jaketnya) kau lihat??..Karena memang setan tidak akan mesra! Mesra tidak berirama dengan setan!!
Nakhoda: Sakit adalah sakit!.. dan setan selamanya akan kukutuk!.. Setan kah ia?
Kapten: Ia setan!! ...Sekarang biar semua orang percaya. Karena aku sudah lelah. Lelah menjadi setan, dituduh setan, dan lalu disetani.. apa aku ini petani? yang membuat nasi menjadi ada tapi kok lalu mencari sesuap nasi..?
Mungkin aku petani, tapi jelas aku disetani.
Dan sekarang aku butuh ditemani!...
Cuma kamu yang bisa menjadi setan. Karena aku sakit. Dan kalau aku sakit aku tidak mgkn adalah setan. Dan aku tak mau peduli lagi. aku sakit. dan aku sakit sambil berdiri!.. entah apa itu rasanya.. yah mgkn begini.
Aku sakit.... sesakit-sakitnya!
Aku hancur.. sehancur-hancurnya!
Menjadi debu..,
dan tertiup angin......!
Saturday, August 12, 2006
Tuesday, August 08, 2006
Akhir Masa Muda (lyric)
Regawa Paramasiddi : Vocal, Electric Guitars, Drums, Back Vocals, Cowbell, handclaps
M. Arisyahrazad : Bass, Electric Guitars, Tamborine, handclaps
AKHIR MASA MUDA
Terburu, terburu dirimu
Memutuskan yang belum engkau tahu
Sebilah keyakinan akan kebahagiaan
Namun kebahagiaan belum kau temukan
Terhunus, terhunus kenyataan
Terperangkap belenggu perempuan
Tahukah kamu banyak sekali ikan di lautan
Namun ikan-ikan itu belum kau temukan
Disinikah teman, akhir dari masa muda?
Masih ingin teman, melihat-lihat dunia?
Lelahnya, lelahnya diriku
Selalu menanti akhir minggu
Tidakkah kau ingin kembali lagi berpesta?
Di lantai dansa dikelilingi wanita
Disinikah teman, akhir dari masa muda?
Masih ingin teman, melihat-lihat dunia?
-Break-
Terhunus, terhunus kenyataan
Terperangkap belenggu perempuan
Tahukah kamu banyak sekali ikan di lautan
Namun ikan-ikan itu belum kau temukan
Disinikah teman, akhir dari masa muda?
Masih ingin teman, melihat-lihat dunia?
M. Arisyahrazad : Bass, Electric Guitars, Tamborine, handclaps
AKHIR MASA MUDA
Terburu, terburu dirimu
Memutuskan yang belum engkau tahu
Sebilah keyakinan akan kebahagiaan
Namun kebahagiaan belum kau temukan
Terhunus, terhunus kenyataan
Terperangkap belenggu perempuan
Tahukah kamu banyak sekali ikan di lautan
Namun ikan-ikan itu belum kau temukan
Disinikah teman, akhir dari masa muda?
Masih ingin teman, melihat-lihat dunia?
Lelahnya, lelahnya diriku
Selalu menanti akhir minggu
Tidakkah kau ingin kembali lagi berpesta?
Di lantai dansa dikelilingi wanita
Disinikah teman, akhir dari masa muda?
Masih ingin teman, melihat-lihat dunia?
-Break-
Terhunus, terhunus kenyataan
Terperangkap belenggu perempuan
Tahukah kamu banyak sekali ikan di lautan
Namun ikan-ikan itu belum kau temukan
Disinikah teman, akhir dari masa muda?
Masih ingin teman, melihat-lihat dunia?
comments from Raygava:
Akhir masa muda is a song about marriage (if it isn't that obvious, hahhaha)..
It's about witnessing your friend(s) getting married when in fact they (most of 'em) haven't really observed the world (and the options/ opportunities it offers hehehe).
Some people out there think they know what they're doing, they've found what they're lookin for, they are happy..... (most of them are too naive). cz actually sometimes it's all only about emotion in abundance.
I had a friend who dated only once (he was probably already 22 when he found this girl) .. and he's gonna marry this girl... and do you think, he has any legitimate whatsoever to say that he is happy? he has found the one?..
He found ONE fish, for christsake.. ONE !! ONE fish!...
well that's pretty much the story..
Friday, June 09, 2006
The Perfect One vs The Perfect Timing
Marriage: The Perfect One or The Perfect Timing?
The Perfect One
3

The Perfect Timing
7

I'm so naive, i choose both pls.
7

The Perfect One
The Perfect Timing
I'm so naive, i choose both pls.
A never ending debate, esp. between men and women.
Anda lebih percaya yg mana:
Marriage: The perfect one atau the perfect timing?
Materi ini telah dibahas bbrp kali dalam diskusi2 informal. Sudah diangkat dalam topik multiply oleh kawan saya jeng mir (maka blog ini pun akan anda temukan di multiply saya berikut polling nya). Sekarang bila opini para laki2 dan para wanita ternyata berbeda, dimanakah kita bisa menemukah titik tengahnya?
Kita tentunya sudah lama mengerti akan kehidupan percintaan, dan pasti di umur2 kalian yg segini (kalo gue sih engga, secara gue masih 19 taun) pasti kalian dah mikirin ke depankan ?
Nah tapi sekarang pertanyaannya, masih naif kah kita untuk masih mempercayai bahwa suatu saat nanti there's gonna be the perfect one and he's gonna come at the perfect time, and you'll get married and live happily ever after??
Does this stupid nonsense dream really exists?.. I know some ppl would probably shout,"yes! cz It happened to me!".. No but I want a general answer!.
Now since there is no such thing as the perfect person and the perfect timing obtainable together, which do you prefer??... or rather, you believe in..?
Finding the right person..??... or finding the right timing?..
And you know why this is a never ending debate at these ages (once again, your ages!... not my age since I'm still 19. hahahah :D)??..., it's because apparently most women would answer 'the perfect one', and most men would answer 'the perfect timing'.
The story of the perfect couple who never got married
Now I hv few cases showing why men chose the perfect timing:
Pasti sering denger dan liatkan ttg pasangan yg udah pacaran lama? 7 taun lah, 9 taun, 10 taun lah.. Dan ketika mau menikah, tau2 diam2 cowonya selingkuh. Trus next thing u know, pernikahannya batal, dan buntutnya si cowo bbrp bulan/tahun kemudian menikah dg cewe baru ini. Sementara cewe nya yg udah pacaran lama itu end up hancur hatinya. sering bgt kan ??
Ini tak lain karena sbnrnya pada saat itu si lelaki gak siap utk nikah. Krn panik, dia cari pelampiasan trakhir/ permainan trakhir/ korban trakhir/ or whateva lah. Jadilah dia berselingkuh dg seorang wanita. Yang mana sementara dia panik krn mikir harus kawin dalam waktu dekat. Dan dan spt gue dah sering cerita ke tmn2 gue, bila laki2 dalam keadaan terdesak dia akan buta dan paling2 ngikutin kata hati nya!!. Apa kata hatinya?... si cewe baru. Kenapa begitu?.. karena memang belakangan intensitas si lelaki dg cewe baru lebih tinggi, didukung jg oleh ke-parno-an psikologis bahwa dia akan menikah (dg cewe yg lama). Jadi pada saat dia menjadi blind dan tidak memiliki access ke SuperEgo nya, maka yg akan diikuti hanya Ego dan mgkn sedikit Id juga, yg tentunya me-refer kepada si cewe yang baru. Inilah sedikit banyak sebab terjadinya kasus2 seperti ini.
It's all about the perfect timing
Atau pernah gak ngeliat cowo yg udah pacaran lama ama cewe yg hampir perfect, misalnya. (perfect dlm arti mis: cantik, baik, pintar, soleh, sayang keluarga, anak baik2, etc.), tapi tau2 malah wanita yg dia end up marrying adalah cewe yg ga ada bagus2nya. Cewe nakal lah, atau cewe yg lebih berantakan lahh..why? why? why???.... kembali lagi ke jawaban mereka. It's all about the perfect timing!!
Wanita yang datang di saat yang tepat, disaat kami siap (walau ga pernah ada kata siap), itu lah yang akan kami nikahi.
Dari beragam laki2 yang masuk ke lab kami, dengan majority umur 22-30 kebanyakan akan mengakui bahwa dirinya tidaklah mencari the perfect one lagi. Yang mau menikah akan mengakui bahwa calon istrinya jauh dari kriteria nya, yang sudah menikah juga mengakui bahwa istrinya dulu dinikahinya walaupun ia tidak memiliki kelebihan2 dibandingkan dg mantan2 pacarnya sebelumnya bahkan mungkin kekurangan yang besar. Mengacu juga ke studi yang dilakukan seorang mahasiswa PhD LSE yg lulusan S1 dari UI psikologi, dikarenakan beberapa korespondennya sama; Salah seorang koresponden bahkan mengakui bahwa ia sangat menyenangi wanita justru karena kekurangan2 mereka. Dikarenakan, katanya, bahwa dirinya sudah sangat perfect, sehingga amat sulit untuk mencari ke-perfect-an dari seorang wanita. Sehingga ia lebih memutuskan untuk mencari ketidak perfect-an dari para wanita sehingga bisa tercapai kerjasama dan hubungan yang lebih pas. Koresponden lain yang juga tak ingin disebut namanya, mengakui dirinya terinspirasi oleh lagu Ada Band yaitu "Karena Wanita ingin dimengerti", dan semenjak itu ia memutuskan untuk terus 'mencoba mengerti' cewe2 yg berkepribadian aneh. Katanya, "Semakin cewenya aneh dan agak2 psycho, semakin menantang untuk dimengerti.."
..Or is it all about the perfect one?
Tapi setelah wawancara demi wawancara dg para wanita, mereka lebih memilih the perfect one. why? why? why??.. Banyak wanita dalam usia2 spt kalian skarang (skali lagi, usia kalian!!!.. HAHAHHAH), yang sebenernya udah siap. Begitu jg dg bbrp wanita yg kami tes dan interview di lab kami. Tetapi mereka juga resah karena mereka tidak bisa kemana2. Nothing they can do, cz they haven't found their so called perfect one yet.
Beberapa dari wanita2 ini adalah wanita2 yg bisa pergi date dg cowo berbeda kira2 2 atau 3 kali seminggu, dan memiliki hubungan dekat dg beberapa pria, atau sibuk dijodoh2kan oleh teman2nya. Namun dengan stok pria yg begitu banyak, yg beberapa tentuny tergila2.Ada yg ngajak kawin lah,, ada yg udah ngajak ketemu orangtuanya lahh.. (Aneh banget sih lo semua cowo2 jaman sekarang!.. psaikoo jg!!..). Tapi... tetap saja mereka tidak segampang itu untuk lalu menikah. ini dikarenakan bahwa bagi mereka The perfect one belum hadir di hati mereka. Dan selama itu belum ada, walaupun mereka mondar mandir sana sini, maen2 cowo sana sini, tetep aja hatinya hampa dan ga mau kawin juga.
Jadi eventhough mereka sudah di 'perfect timing' tapi wanita2 ini blum bisa mau menikah, karena belum ada 'the perfect one' nya.. Riset telah menunjukkan bahwa wanita2 masih mencari kriteria2 ke-perfect-an ini di diri pria, dan ini masih penting. (bandingkan dg para pria yg menerima bahwa wanita2 emang jauh dari perfect: ada yg jelek tapi oke, ada yg cantik bgt tp bego, ada yg oke tapi nakal, etc.).
How it all comes down together
Pria menyadari ktidakperfect-an wanita, mencoba mengerti. Namun tidak akan 'siap' kalau belum tepat waktunya. Sementara Wanita mencari kualitas2 tertentu dari pria (kriteria perfect mereka), namun jauh lebih 'siap' untuk menikah sewaktu2 begitu the perfect one nya ketemu.
Anda lebih percaya yg mana:
Marriage: The perfect one atau the perfect timing?
Materi ini telah dibahas bbrp kali dalam diskusi2 informal. Sudah diangkat dalam topik multiply oleh kawan saya jeng mir (maka blog ini pun akan anda temukan di multiply saya berikut polling nya). Sekarang bila opini para laki2 dan para wanita ternyata berbeda, dimanakah kita bisa menemukah titik tengahnya?
Kita tentunya sudah lama mengerti akan kehidupan percintaan, dan pasti di umur2 kalian yg segini (kalo gue sih engga, secara gue masih 19 taun) pasti kalian dah mikirin ke depan
Nah tapi sekarang pertanyaannya, masih naif kah kita untuk masih mempercayai bahwa suatu saat nanti there's gonna be the perfect one and he's gonna come at the perfect time, and you'll get married and live happily ever after??
Does this stupid nonsense dream really exists?.. I know some ppl would probably shout,"yes! cz It happened to me!".. No but I want a general answer!.
Now since there is no such thing as the perfect person and the perfect timing obtainable together, which do you prefer??... or rather, you believe in..?
Finding the right person..??... or finding the right timing?..
And you know why this is a never ending debate at these ages (once again, your ages!... not my age since I'm still 19. hahahah :D)??..., it's because apparently most women would answer 'the perfect one', and most men would answer 'the perfect timing'.
The story of the perfect couple who never got married
Now I hv few cases showing why men chose the perfect timing:
Pasti sering denger dan liat
Ini tak lain karena sbnrnya pada saat itu si lelaki gak siap utk nikah. Krn panik, dia cari pelampiasan trakhir/ permainan trakhir/ korban trakhir/ or whateva lah. Jadilah dia berselingkuh dg seorang wanita. Yang mana sementara dia panik krn mikir harus kawin dalam waktu dekat. Dan dan spt gue dah sering cerita ke tmn2 gue, bila laki2 dalam keadaan terdesak dia akan buta dan paling2 ngikutin kata hati nya!!. Apa kata hatinya?... si cewe baru. Kenapa begitu?.. karena memang belakangan intensitas si lelaki dg cewe baru lebih tinggi, didukung jg oleh ke-parno-an psikologis bahwa dia akan menikah (dg cewe yg lama). Jadi pada saat dia menjadi blind dan tidak memiliki access ke SuperEgo nya, maka yg akan diikuti hanya Ego dan mgkn sedikit Id juga, yg tentunya me-refer kepada si cewe yang baru. Inilah sedikit banyak sebab terjadinya kasus2 seperti ini.
It's all about the perfect timing
Atau pernah gak ngeliat cowo yg udah pacaran lama ama cewe yg hampir perfect, misalnya. (perfect dlm arti mis: cantik, baik, pintar, soleh, sayang keluarga, anak baik2, etc.), tapi tau2 malah wanita yg dia end up marrying adalah cewe yg ga ada bagus2nya. Cewe nakal lah, atau cewe yg lebih berantakan lahh..why? why? why???.... kembali lagi ke jawaban mereka. It's all about the perfect timing!!
Wanita yang datang di saat yang tepat, disaat kami siap (walau ga pernah ada kata siap), itu lah yang akan kami nikahi.
Dari beragam laki2 yang masuk ke lab kami, dengan majority umur 22-30 kebanyakan akan mengakui bahwa dirinya tidaklah mencari the perfect one lagi. Yang mau menikah akan mengakui bahwa calon istrinya jauh dari kriteria nya, yang sudah menikah juga mengakui bahwa istrinya dulu dinikahinya walaupun ia tidak memiliki kelebihan2 dibandingkan dg mantan2 pacarnya sebelumnya bahkan mungkin kekurangan yang besar. Mengacu juga ke studi yang dilakukan seorang mahasiswa PhD LSE yg lulusan S1 dari UI psikologi, dikarenakan beberapa korespondennya sama; Salah seorang koresponden bahkan mengakui bahwa ia sangat menyenangi wanita justru karena kekurangan2 mereka. Dikarenakan, katanya, bahwa dirinya sudah sangat perfect, sehingga amat sulit untuk mencari ke-perfect-an dari seorang wanita. Sehingga ia lebih memutuskan untuk mencari ketidak perfect-an dari para wanita sehingga bisa tercapai kerjasama dan hubungan yang lebih pas. Koresponden lain yang juga tak ingin disebut namanya, mengakui dirinya terinspirasi oleh lagu Ada Band yaitu "Karena Wanita ingin dimengerti", dan semenjak itu ia memutuskan untuk terus 'mencoba mengerti' cewe2 yg berkepribadian aneh. Katanya, "Semakin cewenya aneh dan agak2 psycho, semakin menantang untuk dimengerti.."
..Or is it all about the perfect one?
Tapi setelah wawancara demi wawancara dg para wanita, mereka lebih memilih the perfect one. why? why? why??.. Banyak wanita dalam usia2 spt kalian skarang (skali lagi, usia kalian!!!.. HAHAHHAH), yang sebenernya udah siap. Begitu jg dg bbrp wanita yg kami tes dan interview di lab kami. Tetapi mereka juga resah karena mereka tidak bisa kemana2. Nothing they can do, cz they haven't found their so called perfect one yet.
Beberapa dari wanita2 ini adalah wanita2 yg bisa pergi date dg cowo berbeda kira2 2 atau 3 kali seminggu, dan memiliki hubungan dekat dg beberapa pria, atau sibuk dijodoh2kan oleh teman2nya. Namun dengan stok pria yg begitu banyak, yg beberapa tentuny tergila2.
Jadi eventhough mereka sudah di 'perfect timing' tapi wanita2 ini blum bisa mau menikah, karena belum ada 'the perfect one' nya.. Riset telah menunjukkan bahwa wanita2 masih mencari kriteria2 ke-perfect-an ini di diri pria, dan ini masih penting. (bandingkan dg para pria yg menerima bahwa wanita2 emang jauh dari perfect: ada yg jelek tapi oke, ada yg cantik bgt tp bego, ada yg oke tapi nakal, etc.).
How it all comes down together
Pria menyadari ktidakperfect-an wanita, mencoba mengerti. Namun tidak akan 'siap' kalau belum tepat waktunya. Sementara Wanita mencari kualitas2 tertentu dari pria (kriteria perfect mereka), namun jauh lebih 'siap' untuk menikah sewaktu2 begitu the perfect one nya ketemu.
Solusinya?..... Yahh berbahagialah bagi pria yg pada perfect timing dimana ia sudah cukup siap, lalu tiba2 ia menemukan wanita yg sbnrnya juga ga gimana2 banget, tapi wanita ini menganggap dia the perfect one.... Nahh beres kann????
Makanya ada lagu. "wanita dijajah pria sejak dulu...".. abisan pria2 pada perfect dan wanita2 kagak.. gmn dong???
Makanya ada lagu. "wanita dijajah pria sejak dulu...".. abisan pria2 pada perfect dan wanita2 kagak.. gmn dong???
comments are most welcome!! :)
Regawa ParamasiddiGraduate School of Gavaism
Pangudi Luhur Institute of Women Studies
Brawijaya IV, Kebayoran Baru
Tuesday, May 30, 2006
Pernahkah Anda Merasa Tambah Bego?
Saya sering.
Kayaknya gue jauh lebih pinter akhir taun lalu, disaat gue mengerjakan proyek2 pedestrian movement analysisnya ISP, dengan software MapInfo yang gue kuasai dalam sebulan.
Kayaknya gue jauh lebih pinter awal tahun lalu, disaat gue harus bekutat dengan 9 ujian dalam rentang waktu 2 minggu. Mencoba memahami semua materi2 real estate investment. Something I have never even heard of 2 years before. Ekonomi aja kaga ngarti.. boro2 finance.
Kayaknya gue jauh lebih pinter 2 tahun yang lalu disaat gue harus memanage project renovasi ballroom2 Dharmawangsa bernilai total lebih dari 1 milyar, dg 5 kontraktor+supplier, interior designer dari owner yg cerewet, chef yang berisik banyak maunya, dan only 2 weeks of available working time... gue kerjain sendiri.. selesai.. i dunno how i did it.
Kayaknya gue jauh lebih pinter 5 tahun yang lalu disaat gue berkutik dengan skripsi brilian (kata dosen2 lho) saya ttg blok M..
kayaknya gue jauh lebih pinter 15 tahun yang lalu.. disaat gue dengan yakinnya ngasih tau jawaban soal essay trakhir matematika kelas 6 yang paling susah... i was kelas 5 at that time. The 6th grade kid came to my class and thanked me the day after. Never know how i did it...
NOW?
gue ga lain dari seorang musisi.... tepatnya, seorang pengangguran, pemabuk, tukang hura-hura..
Kepala gue udah pusing banget beberapa hari ini. Terlalu banyak alkohol, cimeng, rokok, alkohol, cimeng, rokok, selama 4 bulan gue di Jakarta.
Tinggal beberapa taun lagi gue begini, maka gaya ngomong gue bakal dah kayak bimbim slank.
Uang2 tabungan gue menurun drastis... But those girls, those alcohols, those marijuanas, will never be enough.
My life has never been this complicated.. but I'm enjoying every second of it.
So here is the new Raygava....
one who doesn't care anymore about social and economical background, intellectual, knowledge, maturity, politics, ethics, politeness.. one who doesn't care much anymore about the system. yet I feel more free than ever...
you should try it!
why not?
Everyone wants to be a success.. So what? nuthin new there.. Look at all those morons who keep chasing their stupid 'money dreams' (i call it money dreams, cz i know tey're all driven by money)... so yeah everyone wants to work abroad.... everyone wants to be a manager somewhere... everyone wants to be rich. Everyone wants to be in the system!!. C'mon be a bit creative!
Mungkin gue lebih bodoh... mungkin gue makin bodoh...
Tapi mungkin juga gue lebih pintar... dan mungkin juga gue makin pintar..
Kayaknya gue jauh lebih pinter akhir taun lalu, disaat gue mengerjakan proyek2 pedestrian movement analysisnya ISP, dengan software MapInfo yang gue kuasai dalam sebulan.
Kayaknya gue jauh lebih pinter awal tahun lalu, disaat gue harus bekutat dengan 9 ujian dalam rentang waktu 2 minggu. Mencoba memahami semua materi2 real estate investment. Something I have never even heard of 2 years before. Ekonomi aja kaga ngarti.. boro2 finance.
Kayaknya gue jauh lebih pinter 2 tahun yang lalu disaat gue harus memanage project renovasi ballroom2 Dharmawangsa bernilai total lebih dari 1 milyar, dg 5 kontraktor+supplier, interior designer dari owner yg cerewet, chef yang berisik banyak maunya, dan only 2 weeks of available working time... gue kerjain sendiri.. selesai.. i dunno how i did it.
Kayaknya gue jauh lebih pinter 5 tahun yang lalu disaat gue berkutik dengan skripsi brilian (kata dosen2 lho) saya ttg blok M..
kayaknya gue jauh lebih pinter 15 tahun yang lalu.. disaat gue dengan yakinnya ngasih tau jawaban soal essay trakhir matematika kelas 6 yang paling susah... i was kelas 5 at that time. The 6th grade kid came to my class and thanked me the day after. Never know how i did it...
NOW?
gue ga lain dari seorang musisi.... tepatnya, seorang pengangguran, pemabuk, tukang hura-hura..
Kepala gue udah pusing banget beberapa hari ini. Terlalu banyak alkohol, cimeng, rokok, alkohol, cimeng, rokok, selama 4 bulan gue di Jakarta.
Tinggal beberapa taun lagi gue begini, maka gaya ngomong gue bakal dah kayak bimbim slank.
Uang2 tabungan gue menurun drastis... But those girls, those alcohols, those marijuanas, will never be enough.
My life has never been this complicated.. but I'm enjoying every second of it.
So here is the new Raygava....
one who doesn't care anymore about social and economical background, intellectual, knowledge, maturity, politics, ethics, politeness.. one who doesn't care much anymore about the system. yet I feel more free than ever...
you should try it!
why not?
Everyone wants to be a success.. So what? nuthin new there.. Look at all those morons who keep chasing their stupid 'money dreams' (i call it money dreams, cz i know tey're all driven by money)... so yeah everyone wants to work abroad.... everyone wants to be a manager somewhere... everyone wants to be rich. Everyone wants to be in the system!!. C'mon be a bit creative!
Mungkin gue lebih bodoh... mungkin gue makin bodoh...
Tapi mungkin juga gue lebih pintar... dan mungkin juga gue makin pintar..
Monday, March 13, 2006
Drugs and Medicine
So, mari kita beri polling. (kacang poling). Jujur, apakah pasangan (atau pria/wanita yg paling dekat dg anda) menurut diri anda adalah drug bagi anda.. ataukah medicine?
Ya, dia memang Drug!!.. very very very addictive, tapi gue merasa sifat2nya ga bagus buat tar jangka panjang deh..
2

Hmm.. Mgkn lebih ke Medicine kali yah? gue jg ga demen bgt tapi kyknya bagus aja buat long termnya..
4

Ya, dia memang Drug!!.. very very very addictive, tapi gue merasa sifat2nya ga bagus buat tar jangka panjang deh..
Hmm.. Mgkn lebih ke Medicine kali yah? gue jg ga demen bgt tapi kyknya bagus aja buat long termnya..
Kata 'drug' memiliki konotasi yang lebih buruk dibandingkan dengan 'medicine'. 'Drug' kerap diterima sebagai sesuai yg adiktif yg padahal kita tahu tidak memiliki manfaat bahkan memberikan kerugian.
Sementara 'Medicine' kerap diterima sebagai hal yg menyembuhkan.
Apabila kita merasakan diri kita begitu terikat, begitu terpaku, begitu terhipnotis oleh seseorang, dan lalu kita sebut seseorang tersebut 'drug'; maka seseorang itu sebenarnya di bawah sadar kita sebenarnya telah kita terima sebagai hal yg buruk dan memberi pengaruh negatif kepada diri kita.
Inilah yang kerap manusia, kita, tidak sadarkan diri. Merasakan kebutuhan yang tinggi bahkan kadang absolut akan kehadiran/ cinta/ kasih/ sayang/ perhatian seseorang itu memang normal. Namun kadang bila diperhatikan, ada masa2 dimana kita akan bilang (mgkn ke diri kita sendiri): "She/he's a drug!!.. and I can't stop!!".... atau "Gila nih cewe/cowo, bikin gue sakau"....
Nah, maka tanpa sadari sebenarnya kita sudah menaruh diri orang tersebut ke kelompok yg negatif. Maka dalam logikanya seharusnya manusia bisa lalu berusaha keras untuk berhenti dan tidak lagi 'mengharapkan' hal2 yg positif dari sebuah 'drug'. Kita semua tahu bahwa berhenti dari drug itu memang sulit, namun drug (literally) lebih secara sadar kita terima sebagai hal yg buruk dan tak bermanfaat, sehingga terbentuk self concious yg lebih besar utk berhenti.
Masalahnya bahwa hal ini tidak berlaku bagi hubungan sosial/cinta manusia, dimana manusia sbagai makhluk pemaaf lebih kerap memberikan maaf dan mengharapkan perubahan dan hal2 yg positif untuk terjadi. Padahal titik dimana kita menyebut seseorang sbg 'drug' harusnya sudah diakui sebagai titik dimana kita tau orang itu tdk memiliki manfaat dan malah merugikan, yg seharusnya membuat diri kita manusia lebih gampang untuk lalu menyadari kerugian2 yg telah dan akan terjadi dan lalu pergi.
Demikian kiranya renungan singkat dari saya...
Sehingga mungkin bisa direnungkan..
siapakah Drug dan siapakah Medicine di hidup anda???..
Apakah pacar anda membuat diri anda merasa dia seperti 'drug'? berarti itu tidaklah sehat. Dan sudah selayaknya anda pergi.
Apakah gebetan anda/ selingkuhan anda/ mantan pacar anda membuat anda merasa dia seperti 'drug'?.. maka sebaiknya pula kita berhenti dan move on...
-------------------------------------------------------------------
Medicine bisa jadi rasanya tidak enak dan memiliki efek samping yg sering mengganggu, namun ia menyembuhkan secara long term.
Drug bisa jadi rasanya nikmat dan membuat kita senang, namun menghancurkan secara long term.
-----------------------------------------------------------------------------
Sementara 'Medicine' kerap diterima sebagai hal yg menyembuhkan.
Apabila kita merasakan diri kita begitu terikat, begitu terpaku, begitu terhipnotis oleh seseorang, dan lalu kita sebut seseorang tersebut 'drug'; maka seseorang itu sebenarnya di bawah sadar kita sebenarnya telah kita terima sebagai hal yg buruk dan memberi pengaruh negatif kepada diri kita.
Inilah yang kerap manusia, kita, tidak sadarkan diri. Merasakan kebutuhan yang tinggi bahkan kadang absolut akan kehadiran/ cinta/ kasih/ sayang/ perhatian seseorang itu memang normal. Namun kadang bila diperhatikan, ada masa2 dimana kita akan bilang (mgkn ke diri kita sendiri): "She/he's a drug!!.. and I can't stop!!".... atau "Gila nih cewe/cowo, bikin gue sakau"....
Nah, maka tanpa sadari sebenarnya kita sudah menaruh diri orang tersebut ke kelompok yg negatif. Maka dalam logikanya seharusnya manusia bisa lalu berusaha keras untuk berhenti dan tidak lagi 'mengharapkan' hal2 yg positif dari sebuah 'drug'. Kita semua tahu bahwa berhenti dari drug itu memang sulit, namun drug (literally) lebih secara sadar kita terima sebagai hal yg buruk dan tak bermanfaat, sehingga terbentuk self concious yg lebih besar utk berhenti.
Masalahnya bahwa hal ini tidak berlaku bagi hubungan sosial/cinta manusia, dimana manusia sbagai makhluk pemaaf lebih kerap memberikan maaf dan mengharapkan perubahan dan hal2 yg positif untuk terjadi. Padahal titik dimana kita menyebut seseorang sbg 'drug' harusnya sudah diakui sebagai titik dimana kita tau orang itu tdk memiliki manfaat dan malah merugikan, yg seharusnya membuat diri kita manusia lebih gampang untuk lalu menyadari kerugian2 yg telah dan akan terjadi dan lalu pergi.
Demikian kiranya renungan singkat dari saya...
Sehingga mungkin bisa direnungkan..
siapakah Drug dan siapakah Medicine di hidup anda???..
Apakah pacar anda membuat diri anda merasa dia seperti 'drug'? berarti itu tidaklah sehat. Dan sudah selayaknya anda pergi.
Apakah gebetan anda/ selingkuhan anda/ mantan pacar anda membuat anda merasa dia seperti 'drug'?.. maka sebaiknya pula kita berhenti dan move on...
-------------------------------------------------------------------
Medicine bisa jadi rasanya tidak enak dan memiliki efek samping yg sering mengganggu, namun ia menyembuhkan secara long term.
Drug bisa jadi rasanya nikmat dan membuat kita senang, namun menghancurkan secara long term.
-----------------------------------------------------------------------------
Subscribe to:
Posts (Atom)