Pages

Tuesday, June 01, 2010

Donal versus Untung

Kita semua juga mungkin sudah tahu bahwa di dunia ini ada orang-orang yang entah kenapa cenderung mendapatkan sebuah jalan kehidupan yang ribet atau mungkin berantakan.
Namun yang juga menarik adalah bahwa di dunia ini ada orang-orang tertentu juga yang blessed dengan sebuah kehidupan yang extraordinary-normal!

Begitu juga apabila berbicara tentang peruntungan. Di dunia ini banyak orang-orang yang entah bagaimana seolah-olah 'terkutuk' oleh nasib yang buruk. Lalu ada juga (sedikit) orang-orang yang entah bagaimana seolah-olah selalu dikaruniai oleh nasib baik/keberuntungan.
Yang selalu sial seperti si Donal Bebek. dan yang selalu beruntung adalah seperti si Untung.

Hal yang menarik disini bahwa kita tentu selalu ingat bahwa Donal ini pemarah, temperamental, dan sering mengeluh. Memang hidupnya berat. Tapi tampaknya keluhan dan amarah-amarahnya sama sekali tidak membantu memperbaiki suasana, no matter how much kita yakin bahwa memang Donal punya 'hak' untuk marah sedemikian rupa, mengingat kesialan yang dia alami yang kadang sangat tidak masuk akal.

Untung, on the other hand, terlihat cocky atau sombong. Dia dapat berjalan diatas muka bumi dengan bangganya, namun juga dengan sedemikian tenang karena ia tahu bahwa seluruh alam semesta bergerak mengkaruniai dia dengan berbagai keberuntungan, apapun yang ia lakukan.

Sebenarnya banyak sekali hikmah yang bisa kita dapatkan dari konsep dibalik Donal Bebek dan Untung. Dunia memang tidak adil, bahkan tidak pernah adil. Hal ini sebenarnya sudah diajarkan kepada diri kita semenjak kita kecil membaca komik Donal Bebek. Sayang kita tidak pernah belajar dan tidak pernah setuju, Seluruh darah yang mengalir dalam tubuh kita masing-masing seolah tidak terima bahwa dunia itu tidak adil! Semua jaringan syaraf dalam otak merasa yakin bahwa keadilan senantiasa akan datang.

Hal-hal inilah yang akhirnya membuat muncul perkataan-perkataan seperti, "Tenang aja.. mungkin belum waktunya saja" atau, "Gue yakin Tuhan akan memberikannya kepadamu nanti, pasti waktunya akan tiba"

Harapan, demi harapan, demi harapan akan keadilan. Semua selalu kita tumpuk dan kita jejalkan ke dalam kepala kita. Padahal kita tahu bahwa dari kecil sudah ada yang mencoba mengajarkan kita tentang ketidak-adilan dunia yaitu dalam bentuk Donal vs Untung ini.

Seolah-olah sangat sulit diterima bahwa mungkin 'kebahagiaan' atau 'keberuntungan' yang dinanti-nanti memang tidak akan pernah terwujud juga di masa mendatang.
Seseorang yang bertempur dengan penyakit dengan segala macam usaha dan doa mungkin akan mati anyway. Seseorang yang berjuang mendapatkan nilai bagus di tengah ketidakadilan sistem pendidikan di kampusnya mungkin tetap akan kena DO eventually. Seseorang yang dari remaja berusaha menata diri supaya bisa menjadi 'manusia bibit unggul' demi menjamin kebahagiaannya di masa depan, mungkin akan tetap diberi kehidupan yang berantakan anyway. Inilah fakta hidup. Sebuah fakta kejam yang manusia selalu sulit untuk terima di akal sehat kita.

Lalu, banyak orang mulai sok menganalisa, sehingga mereka berteori bahwa si Untung menjadi untung justru karena ia begitu ringan, santai, dan tenang; sedangkan Donal menjadi sial karena ia terlalu emosian dan pemarah. Dari sinilah muncul sekian banyak buku-buku self improvement yang mengajarkan positive thinking, hingga teori the secret. Manusia pun begitu mudah terbuai, seolah baru saja ditemukan jalan menuju kebahagiaan, sebuah ilusi semu. Mereka lupa bahwa buku self improvement sudah ada dari puluhan tahun lalu dengan konten yang hampir sama dan ternyata hidup manusia in general tidak juga makin baik. Bagi yang sudah digariskan untuk sial, akan tetap sial. Begitu juga sebaliknya, bagi yang sudah digariskan untuk menikmati dunia, maka ia akan menikmati dunia walaupun ia berulah macam-macam sekalipun. Gara-gara buku-buku self improvement yang menyesatkan inilah maka beberapa Donal di dunia ini pun mulai mencoba menjadi ringan, santai, positif, dan tenang, only to find out bahwa ternyata mereka tetap sial juga! hahahaa.

Changing our attitudes will never change our destiny. Dunia adalah tempat kejam dimana keadilan tidak hadir disini. ini fakta utama yang harus diserap semua manusia (termasuk, atau mungkin terutama, saya).

Yang akan berubah adalah begini : apabila Donal menjadi santai dan tidak pemarah, dia akan tetap sial, tetapi dia akan bisa menjalani hidupnya mungkin dengan lebih bahagia (lebih sedikit emosi, tekanan darah tidak tinggi, etc.)

Namun, tidak berhenti disini juga. Setiap Donal di dunia ini harus faham juga bahwa di luar sana, setiap Untung bisa melakukan hal-hal yang brengsek, rusak, bisa marah-marah, bisa emosian, dan mereka tetap mendapatkan kebahagiaan/keberuntungan hidup. Hal ini yang seringkali menjadi pemicu keirian terpendam dari para Donal.

Untungs can fuck up their life and still be lucky :)
Donals can bust their asses and work hard and still unlucky :)


That, ladies and gentlemen of the fine earth, is what we call LIFE.
Deal with it!





No comments: