Dasar:
Seneca menganalogikan jalan hidup kita seperti anjing yang diikat lehernya lalu talinya ditarik oleh kereta gerobak. Bila anjing melawan arah, yg ada cuma rasa sakit di leher yang tak tertahankan. Satu-satunya cara yang baik bagi si Anjing adalah dengan berlari ke arah yang sama dengan kereta tersebut.
Analisa:
Ada banyak kisah-kisah hidup seperti berikut ini: "wah pernikahan saya dengan dia, direstui Allah, karena entah knp saat kami menikah kami nekat tak punya uang, namun tiba2 rejeki datang begitu saja entah darimana. Berarti pasti ini 'meant to be'"
Baik pernikahan, cinta, karir, materi, dll, semua bisa terasa begitu pas ini sebenarnya hanya sebuah kondisi dimana somehow arah kemana anda ingin berlari tiba-tiba sama dengan arah kereta (hidup) anda berjalan. Sehingga tiba2 anda merasa ringan dan lalu berkata hal-hal seperti diatas tadi, dan familiar dg istilah 'meant to be'.
Banyak manusia-manusia yang cukup beruntung karena arahnya tepat (regardless dia sholat/gereja/sembahyang/ibadah atau engga). Sisanya, banyak pula manusia-manusia yang cukup sial karena 'kebetulan' arah yang ia ingin berjalan adalah berbeda dari arah kereta
Konklusi:
Tantangan bagi manusia yang sudah menyadari filosofi ini adalah menemukan arah kereta tsb berjalan. Despite banyak manusia yang 'kebetulan' arahnya pas, gak jarang kita berhadapan dengan saat-saat dimana kereta nya pun tidak kelihatan karena kabut yang sangat tebal, sehingga si anjing (dalam hal ini kita) hanya bisa mencoba-coba setiap arah, dan terus tertarik dan merasakan rasa sakit di leher, sambil masih menerka-nerka ke arah mana seharusnya ia berlari.
Seneca menganalogikan jalan hidup kita seperti anjing yang diikat lehernya lalu talinya ditarik oleh kereta gerobak. Bila anjing melawan arah, yg ada cuma rasa sakit di leher yang tak tertahankan. Satu-satunya cara yang baik bagi si Anjing adalah dengan berlari ke arah yang sama dengan kereta tersebut.
Analisa:
Ada banyak kisah-kisah hidup seperti berikut ini: "wah pernikahan saya dengan dia, direstui Allah, karena entah knp saat kami menikah kami nekat tak punya uang, namun tiba2 rejeki datang begitu saja entah darimana. Berarti pasti ini 'meant to be'"
Baik pernikahan, cinta, karir, materi, dll, semua bisa terasa begitu pas ini sebenarnya hanya sebuah kondisi dimana somehow arah kemana anda ingin berlari tiba-tiba sama dengan arah kereta (hidup) anda berjalan. Sehingga tiba2 anda merasa ringan dan lalu berkata hal-hal seperti diatas tadi, dan familiar dg istilah 'meant to be'.
Banyak manusia-manusia yang cukup beruntung karena arahnya tepat (regardless dia sholat/gereja/sembahyang/ibadah atau engga). Sisanya, banyak pula manusia-manusia yang cukup sial karena 'kebetulan' arah yang ia ingin berjalan adalah berbeda dari arah kereta
Konklusi:
Tantangan bagi manusia yang sudah menyadari filosofi ini adalah menemukan arah kereta tsb berjalan. Despite banyak manusia yang 'kebetulan' arahnya pas, gak jarang kita berhadapan dengan saat-saat dimana kereta nya pun tidak kelihatan karena kabut yang sangat tebal, sehingga si anjing (dalam hal ini kita) hanya bisa mencoba-coba setiap arah, dan terus tertarik dan merasakan rasa sakit di leher, sambil masih menerka-nerka ke arah mana seharusnya ia berlari.
No comments:
Post a Comment