Pages

Saturday, January 23, 2010

My Letter to God (2010 Jan 23)

Dear God,
I know I made a bad bad bad mistake, and I realise that it happened years ago. I know that none of my friends understands this, because they don't know anything, and it's okay.
If you are willing, I could really use your help. Please help me forgive myself. Please help me forgive my bad decision. I know it's probably unforgiven, but maybe I am human, as human as I can be. We are the sons of Adam, and even he could make one fatal mistake.

I've realised my mistakes. And now I am living my consequences.
Please help me forgive my friends and families for their incapabilities to understand how this feels.

But one request, dear God, if now my destiny takes me to a place where I will be 40, rich and succesful in career, still with one night stands, countless theories, a King of BLS (Bujang Lapuk Selektiph), Please take my life at 35. I know it's a lot to ask, but I hope you would do that if you are willing.

Because I'd rather die than having a life like that. I don't need no career. I don't need no money. They all mean nothing. I've already made a mistake so big that nothing seems to matter in this world. I hope I'm wrong. Please save me... because I'm so powerless.

Love,
RP

Thursday, January 07, 2010

gavaism quick philosophy 003 : Further analysis on the 3 types of women



Ingat ga teori gw yg udah lama itu?
"Cuma ada 3 tipe cewe single yang tersisa dari angkatan 2000 ke atas"
Waktu itu gue tulis di tahun 2008 kalo ga salah.
Anyway sebenarnya jadi kalau disimpulakn memang umur 27an itu umur yang merupakan awal turning point dari kehidupan orang-orang (dalam hal ini Indonesia, khususnya Jakarta).

Just to refresh, 3 tipe tsb adalah:
1.Cewe yg sedang dalam hubungan hyper-serius (yang udah ga mgkn didapatkan)
2.Barang Rusak
3.Barang Reject

(for details silakan ubek-ubek notes fb gw jaman dulu atau mgkn disini jg kyknya ada deh)
Anyway, gw baru terpikir bahwa ini bisa terjadi demikian juga mendapatkan kontribusi dari tekanan sosial.

Dengan kata lain, karena tinggal di Jakarta, Indonesia, seorang wanita X, misalnya, berumur 30 tahun akan masuk kedalam golongan 'barang rusak' (broken goods).. Yang padahal, apabila ia seorang warga New York yang tumbuh dan besar disana, misalnya, maka diumur yang sama, ia belum mencapai batasan '3-tipe cewe' ini.. Mgkn dia belum rusak, dan mungkin dia juga belum bisa dibilang reject.

Maka dapat disimpulkan bahwa lokasi dimana seseorang hidup dan dibesarkan, menciptakan tekanan-tekanan sosial tertentu, yang pada akhirnya akan mempengaruhi batas dari umur-umur ini sendiri. Sebagai anak Jakarta yang sudah menganalisa warga2nya, mungkin saya melihat bagaimana cewe-cewe mulai menjadi 'barang rusak' (broken goods) di usia-usia seperti 26-29. Mungkin di New York bisa di umur 31-34. Mungkin di Wonosobo bisa di umur 22-25. Jadi faktor lokasi juga punya peran penting dalam filosofi '3 tipe cewe' ini.

Pertanyaan akhir: Lebih beruntung yang manakah? Orang-orang yang masuk dalam kategori '3-tipe cewe' ini lebih awal (seperti mgkn di Wonosobo), sehingga umur pembelajaran hidup mereka harus lebih cepat, ataukah justru lebih beruntung orang-orang yang lebih lama (seperti di New York) yang mungkin bisa melewati proses pembelajaran hidup yang lebih lama, and potentially lebih matang?

Sunday, January 03, 2010

gavaism quick philosophy 002: Menemukan arah tarikan dari kereta (hidup) anda


 
Dasar:
Seneca menganalogikan jalan hidup kita seperti anjing yang diikat lehernya lalu talinya ditarik oleh kereta gerobak. Bila anjing melawan arah, yg ada cuma rasa sakit di leher yang tak tertahankan. Satu-satunya cara yang baik bagi si Anjing adalah dengan berlari ke arah yang sama dengan kereta tersebut.


Analisa:
Ada banyak kisah-kisah hidup seperti berikut ini: "wah pernikahan saya dengan dia, direstui Allah, karena entah knp saat kami menikah kami nekat tak punya uang, namun tiba2 rejeki datang begitu saja entah darimana. Berarti pasti ini 'meant to be'"

Baik pernikahan, cinta, karir, materi, dll, semua bisa terasa begitu pas ini sebenarnya hanya sebuah kondisi dimana somehow arah kemana anda ingin berlari tiba-tiba sama dengan arah kereta (hidup) anda berjalan. Sehingga tiba2 anda merasa ringan dan lalu berkata hal-hal seperti diatas tadi, dan familiar dg istilah 'meant to be'.
Banyak manusia-manusia yang cukup beruntung karena arahnya tepat (regardless dia sholat/gereja/sembahyang/ibadah atau engga). Sisanya, banyak pula manusia-manusia yang cukup sial karena 'kebetulan' arah yang ia ingin berjalan adalah berbeda dari arah kereta

Konklusi:
Tantangan bagi manusia yang sudah menyadari filosofi ini adalah menemukan arah kereta tsb berjalan. Despite banyak manusia yang 'kebetulan' arahnya pas, gak jarang kita berhadapan dengan saat-saat dimana kereta nya pun tidak kelihatan karena kabut yang sangat tebal, sehingga si anjing (dalam hal ini kita) hanya bisa mencoba-coba setiap arah, dan terus tertarik dan merasakan rasa sakit di leher, sambil masih menerka-nerka ke arah mana seharusnya ia berlari.

gavaism quick philosophy 001: The smarter u are, the more difficult your life becomes

Analisa:
- Semua orang pintar dan berpikir always have shitty lives (Socrates yg dibunuh, Seneca yg dipaksa bunuh diri, Nietsche yg merana, sampe Jesus yg disalib).
-  Semakin kita tahu/faham, semakin kita bingung, thus semakin kita terjebak.
- Orang-orang bodoh selalu end up better

Konklusi:
So are you sure u still want to be smart?