Pages

Saturday, December 24, 2011

Saya ingin. Mereka ingin

Saya ingin tidur.
Pacar saya ingin saya jalan-jalan Jakarta.
Ortu saya ingin saya ikut ke puncak.
Teman-teman saya ingin saya ke Bandung.
Partner saya ingin saya review tulisannya.
Klien-klien saya ingin saya segera kirim tulisan report (yang belum dikirim juga oleh partner saya karena belum direview)
Bos-bos saya kira hidup saya enak dan bisa istirahat.

Ohh pusingnya. 

Saturday, November 12, 2011

No money No time

I was a musician. Without money and without glory. Without anyone who really love me.

But I've been missing that era so dearly. I miss my Tascam cassete 4track recorder I used to use to record composition ideas.
I miss mixing with my laptop. Now I don't have any mixing software in my laptop. I miss holding my guitar in the middle of the night as if it's the only thing in the world who understands me and understands what I was going throught at the time.
My musical era can be regarded as dark times. But I have to approve that it was, ironically, the age of ideas.

Some of the ideas I've got from the era are still documented. I'm dying to record some of these songs. I feel like I want to scream. I wanna get out! I wanna be broke again!

Around 27 months ago, I had only 400,000 rupiahs in my bank account. I had closed 2 accounts, leaving nothing. I remember those days so much.

I've went far, in term of financial, Alhamdulillah. But my anxiety still haunts me every time. I used to be a person with no money.
Now, I'm a person with no time :(

I want to create

Wednesday, September 28, 2011

so familiar this is

This is so familiar this.
I know this is.
I am the king... was!
Drama no more.

My friend told me this.
You know, there is a part of aries. That logical part, and the part where you hold your principal so dear.
Use those ones! Not the others!

It is as 'easy' as choosing between reality and illusion.
You know what I mean, don't you?

Go and stop this train!

Wednesday, August 03, 2011

Prestasi Busway

Busway itu bisa dibilang sangat sukses! Krn berhasil ciptakan lapangan kerja baru yg sblmnya tidak ada. Yaitu: Penjaga portal jalur busway!

Tuesday, June 07, 2011

Heh! Kamu! Ngapain kamu disini?

Ngapain kamu baca-baca tulisan disini?
Huss!! Sanaaa!
Shoo!! Shoo!!
Ini material-material berbahaya.
Mudah terbakar dan beracun.
Dapat mengganggu kesehatan.
Mengurangi kecantikan..

Husss!!
hehehhehehheh

Monday, May 09, 2011

Badan yang Lelah

Badan boleh lelah. Hati jangan sampai. ;)
#eeaa

Saturday, April 23, 2011

Detach and Attach

Detaching from some attaching to some others is the process of getting old. :( wish we could just attach to more and detach from none!

Tuesday, April 19, 2011

Karma is not a bitch

Karma is not a bitch. She is !

Ha ha ha

Monday, March 28, 2011

Whoopsies For Libyans

Kebayang kalo gw rakyat Libya yg dr kemaren berkoar2 dan bikin perpecahan, skrg gw akan menyadari kalo gw (dan segenap kawan rakyat bodoh lainnya) cuma pion2 yg dimanfaatin, terbutakan oleh kedok demokrasi.. Hhahahha

I would go like "whooopssyy.. :( Damn shit..!! We should've stuck together and kept the country solid.."
Ga belajar bgt sih. Pdhl ada Indonesia, Iraq, Afgan, dan Mesir.. So many fallen countries to learn from!
Skrg kota2 sumber minyak sudah mulai dikuasai. Always the primary target :)

Well that's the price you pay, stupid people, if you still trust the 'illusion of democracy' !!

More Iraqis already now claiming how life was much better during Saddam years. Why? Coz he kept the nation together! Kemampuan manage byk perbedaan suku/ras/opini bukan hal yg gampang. Bomb dan kematian sesama rakyat jauh lbh besar disaat Iraq merdeka dr saddam. Who's sorry now?

Soeharto did that well! Dg Petrus, dg larangan bagi berorganisasi spt macamnya FPI,FBR,etc yg sayangnya skrg leluasa berkuasa.. Dan dia pun dibawa turun oleh kakak2 kita ;)

Myanmar itu byk suku yg pecah2. Kalo lo pikir2, the thing that has kept the nation together is Junta Militer itu sendiri!! Mean! But it works!!

Sometimes 'Order' dan 'Democracy' adl 2 hal yg beda, sehingga demokrasi bagi gw cuma ilusi bodoh saja.

Do you still 'blindly' trust democracy?? Ask yourselves! Bukti udah semakin banyak!!
Wake Up, world!!
At the end lebih penting manakah? Kebebasan ekspresi pendapat, atau kesejahteraan rakyat keseluruhan? Bukankah semua 'usaha&kerja keras' adl demi kehidupan yg lebih baik?

Lo boleh claim cinta demokrasi, lo skrg ke daerah tertinggal cari petani disana, coba cek apa pendapat dia. Then u'll understand how stupid democracy is...

Sekali lg jgn liat IHSG dan pasar modal! Itu ilusi! Itu financial sector! Bukan real sector! Di real sector: Indonesia alami KEMUNDURAN pangan, birth-control, education, health, infrastructure, and many more. Industri jg berat krn byknya double taxation dan ineffective administrations. Satu2nya alasan Indonesia menarik bg investor luar adl Market 230juta manusia bodoh yg mudah ditipu oleh iklan Jorge Lorenzo & Komeng, plus cheaper labors. Jgn lupa juga kemampuan pemerintahan bekerja lintas-sector (kementrian2 berbeda bekerjasama cross-sectoral utk atasi sebuah problem) sudah makin langka, dibanding era soeharto. Urusan lo urusan lo, urusan gw urusan gw :)

Thanks to democracy!! ;)

Sorry, Just a mid-day thought.

RP
Choose Future!
Sent from Gavacom® wireless

Tuesday, February 01, 2011

RE-REVOLUSI

Demokrasi barat sudah terbukti kegagalannya.
Fakta bahwa demokrasi barat sebenarnya bukan pakaian yg one-size-fits-all, alias bisa diterapkan seenaknya di berbagai karakter mental  dan watak bangsa-banga yang berbeda.
Indonesia sudah berhasil menjadi kelinci dan selama lebih dari 10 tahun kita sudah merasakan jatuhnya negara ini ke lobang yang semakin lama semakin dalam (instead of rising back up).

Iraq baru dimulai dan sudah banyak terlihat kekacauannya. Bedanya karena di Iraq banyak konflik antar etnis dengan metoda kekerasan maka kita lebih melihat banyak liputannya. Afghanistan juga sama. Sekarang, setelah Tunisia (yang dalam 10 tahun akan menyesal akan apa yang terjadi kemarin ini), dan setelah media-media barat bertubi-tubi meliput fakta pemerintahan yg sudah 'lama' yang ditemukan di negara-negara Arab dan sekitarnya (including Al-Jazeera - yes, they are a western media), mulai lah Mesir menuju ke jurang yang sama.

Permainan barat yang selalu meremehkan negara lain yang tidak demokrasi, lalu 'memaksakan' demokrasi, dan acting like a 'democracy-hero', adalah konyol. Lebih bodoh adalah penduduk--penduduk kita yang percaya akan hal ini. Karena demokrasi hanyalah sebuah sistem. Seperti halnya Indonesia hanyalah sebuah negara. Freedom of speech is bullshit dan ga bisa diterapkan seenaknya. Ambil contoh: Anggap kita punya seorang anak laki-laki kecil berumur 9 tahun yang luar biasa badung! Tidak hanya sering merusak, kenakalannya sudah sangat meresahkan. Lalu suatu saat anda menyuruh anak anda untuk berhenti nonton TV karena sudah jam 1 malam, dan besok ia sekolah. Dia malah marah, karena dia sedang asyik menonton 'Entourage' dan adegan-adegan wanita seksi nya. Menurut moral anda yang paling dalam, apakah anak anda berhak dan layak memiliki freedom of speech?

Kira-kira seperti contoh inilah yang selama ini ditemukan di negara-negara yang gagal saat demokrasi dipaksakan. Demokrasi hanyalah sebuah sistem. It's nothing. There's something much bigger than that. Yaitu mental dan watak bangsa. Watak bangsa-bangsa arab yang keras dan senang konfrontasi. Watak rakyat Nusantara (saya sengaja ga sebut Indonesia, karena Indonesia 'hanya' sebuah negara) yang santai, malas, dan sangat sabar. Bermacam-macam watak membutuhkan bermacam-macam pendekatan dan approach. Terkait juga dengan aktivitas sehari-hari dari bangsa tersebut.

Soeharto menjalankan kepemimpinannya dengan luar biasa baik. Beda dengan kebanyakan presiden yang sukanya berbicara, pamer, atau bahkan kadang curhat/komplain, Soeharto menghabiskan masa-masa awal kepemimpinannya dengan banyak mendengar rakyat. Beberapa tahun dihabiskan cuma mendengarkan dengan minim kebijakan. Setelah dia faham struktur negara ini, barulah ia siapkan rencana-rencana untuk negara ini melangkah kedepan. Keluarga Berencana sangatlah sukses dengan propagandanya dimana-mana. Tentu masih ingat kan iklan yang bunyinya begini, "Ya ya yaaa!" Dia sudah tahu bahwa dengan menekan populasi, maka dia bisa menekan jumlah perut rakyat untuk diisi. Makin sedikit beban perut rakyat yang kelaparan maka makin sedikit kemiskinan dan makin ringan beban pemerintah. Maka dari konsep itulah berhasil terciptanya Indonesia yang swasembada pangan di masa lalu. Untuk mendukung ini pun, seorang Presiden seperti dia rela untuk dialog face-to-face dengan rakyat petani melalui program Klompencapir nya. Wong katanya kita ini negara Agraria kan? Berbeda dengan seorang presiden yang justru memilki gelar Doktor di bidang Ekonomi Pertanian (yang dibangga-banggakan, karena harus tertera terus di depan namanya). Pelayanan kesehatan ke pelosok dicapai dengan sistem Posyandu (yang sekarang bisa dikatakan punah - ibu saya hampir 40 tahun di bidang public health jadi dia menyaksikan kekacauan ini dengan jelas)

Bukannya membela Soeharto. Sama sekali tidak. Tapi rakyat Indonesia sudah banyak yang lupa bahwa negara ini sebenarnya menuju jurang kekacauan. Anak-anak muda kita tertipu oleh statistik-statistik dunia finansial. "Wahh, Indonesia is going to be big! Rakyatnya banyak, menciptakan market sendiri yang luar biasa! IHSG mencapai titik tertinggi!" Dan ratusan 'false-expectation' lainnya. Dunia finansial tidak merefleksikan sedikit pun dari sektor riil. Sektor riil kita sudah mati. Apalagi dengan kondisi perbankan kita (maksudnya BI) yang terlalu cupu dan takut (atau mungkin punya hidden reason lain) untuk menurunkan suku bunga kita yang ridiculous ini.

Rakyat kita diproduksi semakin banyak (dengan hilangnya KB) lalu diperbodoh secara massal, melalui tontonan dan bacaan tidak bermutu yang menghujani mereka (didukung oleh Menkominfo yang terfokus untuk urus pornografi). Diperdengarkan musik-musik yang tidak bermutu dan tidak mengembangkan daya pikir. Diprovokasi oleh Kyai-Kyai dan Habib-habib yang sebenarnya bermotif penggalangan massa. Dibuai oleh iklan-iklan Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo sehingga mereka membeli sepeda motor, sehingga pemerintah terbebas dari tanggung jawabnya menyediakan public transport dan infrastruktur yang baik (didukung kebijakan seperti semua mobil plat hitam harus beli Pertamax, tapi kendaraan roda dua boleh tetap premium). Masih banyak ratusan bahkan ribuan bukti dan contoh pembodohan diri rakyat Indonesia yang dilakukan secara seksama. Kita semua sudah saatnya bangkit dan kebodohan ini. Kita semua harus sudah bisa melihat the big picture. Think out of the box dan pikir kemanakah sebenarnya kita ingin melangkah. Jangan terbuai lagi target-target short term seperti pemilihan presiden, pilkada, pembayaran pajak, etc. Ini semua hanya hal-hal kecil. Ada yang salah dari the big system. Kita harus membedakan mana yang merupakan tipuan mata (baik oleh pemerintah, partai, DPR, bahkan dunia barat melalui media-medianya)

Bisakah kita tuntut revolusi lagi? Revolusi untuk membalikkan demokrasi? Untuk menolak 'demokrasi barat' dan memohon untuk bentuk demokrasi lain? Demokrasi Pancasila mungkin? yang di era (awal) Soeharto sudah terbukti berhasil (yang dulu dibilangnya sedikit kombinasi antara demokrasi dan sosialis?). Demokrasi Barat berhasil meng-infiltrasi negara kita disaat kita lengah di tahun 1998. Terimakasih kepada kakak-kakak kita yang mungkin waktu itu terlalu terbawa emosi dan panas tanpa melihat 'the bigger picture'. Bullshit kepada orang-orang yang bilang bahwa "Butuh waktu untuk menerapkan demokrasi yang benar. Give it time!" Well It's not about giving it time, it's about that IT IS THE WRONG SYSTEM FOR US! Ibarat lagi sakit Ambeyen, tapi dikasih obat Aspirin. Lalu Ambeyen-nya ga sembuh-sembuh, tapi segenap dokter-dokter bego bersikeras bahwa, tunggu aja, nanti sembuh kok! Buktinya di Amerika Aspirin sangat sukses digunakan seluruh masyarakat! Hahhahah! Salah! Ganti obatnya!

Bisakah suatu hari 1 juta rakyat Indonesia juga march seperti di Egypt? Tapi bukan untuk menyuruh turun SBY. Cuma orang bodoh yang protas-protes untuk menyuruh SBY turun. Karena peran SBY sekarang tidak seperti betapa besarnya peran Soeharto dan kroni-kroni penjilatnya pada tahun 1997-an. Sekarang SBY adalah sosok Cupu yang tidak berdaya. Ada raksasa yang lebih besar, yang lebih sakit, yang lebih salah, yang lebih ngaco, yang lebih korup, tapi selama ini berlindung dibalik tameng 'demokrasi'. FUCK DEMOCRACY! Sudah selayaknya 1 juta rakyat kita turun ke jalan untuk meminta pembubaran DPR dan mengganti sistem Demokrasi yang kita jalankan sekarang!

Monday, January 31, 2011

Dark Salary

"My Salary may be blind, but it can see in the dark..."

DARK SALARY
Starring: Lorenzo Malas


Gaji buta? Ahh itu sudah biasa.
Selain kita, saya yakin ada jutaan umat manusia yang mengalami 'fenomena' gaji buta. Gaji buta sah sah saja. Misalkan anda bekerja untuk perusahaan konsultan, lalu di dalam jeda diantara proyek tentunya anda akan mengalami fenomena gaji buta ini. Tapi menurut saya tetap ada perbedaan pokok antara gaji buta yang baik dan gaji buta yang tidak baik. 

Gaji buta bisa diklasifikasikan menjadi gaji buta temporer dan gaji buta permanen (atau disebut gaji buta menahun). GBT atau Gaji Buta Temporer adalah seperti gaji buta yang saya jelaskan sebelumnya, yaitu yang bersifat sementara. Sementara itu, GBM atau Gaji Buta Menahun, adalah tipe gaji buta yang bersifat lebih permanen atau terjadi terus-menerus dalam kurun waktu yang lama sehingga menjadi penyakit dalam perusahaan.

Gaji Buta itu Seperti Kentut
Selain GBT dan GBM sebenarnya ada lagi yaitu GBJ yaitu Gaji Buta Jujur: Orang-orang yang merasa gak enak bahwa dirinya sedang dalam fenomena gaji buta dan mengaku dengan jujur bahwa ia menerima gaji buta. Inilah tipe gaji-butawan yang lebih arif. Seperti halnya kentut, apabila seseorang sedang dalam fenomena gaji buta maka akan lebih bijaksana dan menguntungkan khalayak umum apabila orang tersebut mengaku saja. Tukang kentut yang tidak mengaku, on the other hand, memberikan segenap masalah kepada lingkungan sekitar.

Permasalahan lalu timbul disaat sebuah negara atau kawasan atau daerah memiliki GBM yang jauh lebih tinggi daripada GBT. Kebanyakan GBM, tentu saja kita semua faham, terjadi di lingkungan instansi pemerintahan, terlebih di pemerintahan-pemerintahan daerah, di hampir semua lini dari eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Yang lebih parahnya, kebanyakan gaji-butawan dan gaji-butawati yang bekerja di pemerintahan atau pegawai negeri sipil ini bukan hanya GBM tetapi secara bersamaan juga GBD (alias Gaji Buta Denial, yang tak lain adalah kebalikan daripada GBJ), yang tidak merasa sedikit pun bersalah bahwa mereka mendapatkan upah (belum termasuk tambahan dari proyek) untuk pekerjaan yang bisa dibilang hampir tidak ada. Atau istilah lainnya, tukang kentut yang tidak mau ngaku.

GBM dari Pegawai Negeri Sipil
Laporan dari Bappenas yang sudah agak lama menunjukkan bahwa pada tahun 2008 saja tercatat ada 825 ribu PNS pusat dan 3,2 juta PNS daerah. Dari sini bisa kita lihat bahwa pegawai pemerintahan daerah mencapai 80% dari seluruh PNS di negara ini. Luar biasa bukan? Sementara, bagi kawan-kawan yang pernah menyambangi kantor-kantor Pemda di daerah, tentu sudah tidak asing lagi dengan pemandangannya.


Pemandangan yang normal dari sebuah kantor instansi Pemda:
  • Meja kayu berwarna coklat tua era 70-80an yang kosong (biasanya kalo di daerah kotamadya meja nya sudah warna coklat muda era tahun 90an-2000an)
  • Meja ini akan memiliki beberapa laci di bawahnya. Dimana kalau misal anda menanyakan sebuah data atau informasi atau kepengurusan administratif apapun maka sosok GajiButawan/wati yang melayani anda akan berpura-pura membuka laci meja, dan anda dapat mengintip bahwa laci nya hampir kosong. Kecuali terkadang mungkin bisa terlihat ada kue-kue basah yang disimpan, atau sachet kopi ABC susu, atau terkadang tabloid gosip, tergantung kepada lokasi kantor pemda ini dan preferensi pribadi dari GajiButawan/wati tersebut
  • Biasanya di kantor tersebut akan ditemukan perbandingan meja dengan orang sebanyak 5:2. Dengan kata lain, bila ada 5 meja GajiButawan/wati Pemda, maka biasanya anda akan menemukan 2 orang di ruangan tersebut. Bukan berarti karyawan di ruangan tersebut ada 2, melainkan ada 6. Tapi yang 4 ya entah kemana. Ada yang pura-pura survei, ada yang ikut rapat Bupati, hingga ada yang nongkrong di warung kopi dekat rumahnya.
  • Ruangan biasanya adalah Smoking-Free room, alias Ruangan Bebas Boleh Merokok dimana saja. Asbak akan anda temukan dimana saja dan Djarum Super akan senantiasa mengepul. Tidak ada yang mengalahkan nikmatnya Kopi hangat, Rokok, dan Pos Kota (atau Rakyat Merdeka, atau koran-koran lain tergantung lokasi dari kantor ini)
  • Satu hal yang pasti, bila ingin bertemu dengan orang-orang di kantor pemerintahan daerah seperti ini, maka datanglah dibawah jam 11. Hal ini karena kebanyakan dari karyawan seperti ini datang jam 7, lalu jam 11 atau 12 sudah keluar kantor untuk makan siang, dan lalu di jam 2 atau 3 sudah menuju arah pulang ke rumah.
Bertolak belakang dengan meja-meja bawahannya yang cenderung kosong, meja-meja pejabat daerah lebih berisi. Biasanya masih ada banyak berkas-berkas di atas meja nya. Yang pasti secara fasilitas juga lebih bagus. Sofa-sofa lebih nyaman untuk duduk dan menerima para 'donatur', bahkan di beberapa kantor kepala pemerintahan daerah seringkali ditemukan LCD TV dengan channel-channel mancanegara dari pancaran TV satelit. Memang kita tidak boleh menyamakan preferensi manusia yang berbeda-beda. Sebuah kue basah atau Tabloid Nova bagi si bawahan adalah sama fungsi menghiburnya dengan tayangan ESPN yang saya pernah tonton di dalam ruang seorang kepala pemerintahan daerah di sebuah kabupaten di pulau Sulawesi.

Menarik apabila kita bisa menemukan korelasi antara jumlah dengan prestasi atau daya kerja. Dengan kata lain, apakah dengan jumlah 80% (dari 100%), maka karyawan daerah memiliki prestasi atau daya kerja sebesar 4x lipat dari daya kerja karyawan pusat? Disinilah ketidak efektifan sering terlihat. Bukannya mencoba membela PNS pusat, tetapi saya beberapa kali melihat bagaimana PNS pusat bisa lebih pontang-panting dibandingkan dengan PNS daerah. secara daya kerja juga kadang bisa kita temukan 1 orang PNS pusat mampu mengkoordinir sebuah acara di daerah yang dimana acara tersebut dibantu oleh 5 orang PNS daerah yang ujungnya ternyata bukannya membantu malah membuat acara tersebut semakin kacau.

Jumlah PNS dari tahun 2004 hingga 2008 meningkat sekitar 30% (Laporan dari Bappenas yang sama). Woww.. luar biasa! Terimakasih kepada pemekaran daerah di seluruh nusantara, dimana setiap manusia tiba-tiba ingin menjadi raja di 'rimba kecil'nya masing-masing.

GBT yang Baik
Berbeda dengan para GBM yang sangat bersalah kepada sistem, negara, dan segenap rakyat Indonesia, di kota-kota besar banyak ditemukan GBT atau Gaji Buta Temporer. Maka dari itu ketimbang membahas para GBM yang sangat tidak jelas dan tidak bisa diselamatkan, maka saya akan membahas GBT saja.

Para GBM memanfaatkan kegajibutaannya dengan aktivitas-aktivitas yang kurang produktif, seperti membaca tabloid atau makan kue basah. Sebagai insan yang memiliki kecerdasan dan tingkat intelektuil yang lebih tinggi, maka ada beberapa cara untuk membuat GBT anda bermanfaat. Berikut dibawah ini adalah beberapa saran atau ide untuk para GBT:
  • Menjahit/menyulam. Ini dapat menguntungkan karena anda juga harus berpacu dalam waktu untuk menyelesaikan karya sulaman anda sebelum proyek/kerjaan baru datang menghinggapi meja anda.
  • Nongkrong di mall. Sebenarnya ini bahasa yang salah! akan saya ubah istilahnya menjadi: Networking! Yak ini terasa lebih tepat! Dengan 'networking' bersama sahabat-sahabat anda maka anda akan mendapatkan benefit update akan kehidupan pribadi masing-masing kawan anda, dan juga menekan tingkat stres yang muncul karena 'perasaan gak enak' bahwa anda sedang dalam fase gaji buta.
  • Main bowling. Ini pengalaman pribadi. Selain menghibur dan mendukung kebugaran tubuh, bowling di siang hari biasanya mendapatkan diskon khusus! Jadi disini ada triple-benefit!
  • Melakukan pekerjaan untuk perusahaan/kerjaan anda yang lain. ini juga pengalaman pribadi. Disini anda mengalihkan kegajibutaan anda disatu sisi menjadi sebuah keproduktifan disisi yang lain. Very very good idea!
  • Browsing akan hal-hal yang edukatif. Seperti website-website fashion terbaru, atau informasi-informasi teknologi (seperti gadget) yang mutakhir.
  • Melakukan riset. seperti mengerjakan riset akan tipe televisi mana yang paling "value-for-money" untuk ruang keluarga anda, atau riset akan mobil baru apa yang paling oke untuk anda taruh di dalam garasi anda.
  • Atau, mengisi blog anda! Seperti yang saya lakukan sekarang (hahhahah, ketahuan banget gak sih lagi gak ada kerjaan niat abis nulis sebanyak ini :D )
Masih banyak aktivitas-aktivitas lain yang bisa dimanfaatkan para GajiButawan/wati Temporer sehingga kegajibutaannya tidak terbuang dengan percuma. Maka dari itu saya merasa bahwa tidak tepat apabila para GajiButawan Temporer yang mampu memanfaatkan waktunya dengan produktif masih diberi predikat gaji buta! Mungkin lebih tepat disebut gaji gelap, atau Dark Salary!! Karena di dalam masa-masa kegelapan, ternyata orang-orang ini mampu untuk mengerjakan hal-hal yang bermanfaat baik untuk pribadi, keluarga, pacar, maupun perusahaan lain. Our salary may be blind, but it can see in the dark!...



Mereka adalah pejuang-pejuang dalam kegelapan seperti Bruce Abbott dalam Dark Justice... Hmmm Walau lebih yahud Lorenzo Lamas dalam Renegade sih.

Teruslah berkarya!

Saturday, January 29, 2011

Top 20 Best Songs of 2010 (Raygava version)

Okay, I've decided to create a list of Top 20 Best Songs (my version) of 2010. The songs have to be released within 2010. The later ones released are gonna be easy, but I'll try to make it fair and include the ones released earlier in the year. Oh, and another thing about me, I'm not those types of person who try so hard to be considered 'niche' and therefore only put 'weird' dan uncommon songs in their list just to make people think, "hey this guy must have a unique and distinct taste" BULLSHIT! Music is music. It can be popular, it can be a hit, and it can also be hidden under the radar. If it's good music to me then it's good music. I don't care if it's popular or not.... anyways, enough babbling, Here goes!

20 : Kansai - Ra Ra Riot
19 : Pack Up - Eliza Doolittle
18 : Her Words Destroy My Planet - Motion City Soundtrack
17 : Just The Way You Are - Bruno Mars
16 : Back It Up - Caro Emerald
15 : Dance Mother - Sweet Thing
14 : Rhythm of Love - Plain White T's
13 : You and I - Secondhand Serenade
12 : Break Your Heart - Taio Cruz
11 : Fireflies : Owl City
10 : Up in The Clouds - Darwin Deez
09 : Nothin' On You - B.o.B feat. Bruno Mars
08 : Captive - Sarah Harmer
07 : Self Machine - I Blame Coco
06 : The Girl is Gone - Mystery Jets
05 : Shadowcasting - Ra Ra Riot
04 : Magic - B.o.B feat. Rivers Cuomo
03 : Serotonin - Mystery Jets
02 : No Mozart - Natasha Beddingfield
01 : Love - Lesley Meguid

There you go! Finally! phewww!.. It was a tough one when I got into the top 7 songs..
So, as you see... You will find in my list some popular songs such as the phenomenal 'Nothin' on You', 'Just The Way You Are', 'Magic' and 'Break Your Heart'.. Some 'cool' people would probably consider these too popular to be in my list, but I don't care. They are good quality songs and deserved to be there!

Songs from John Mayer's Battle Studies, although influential to a lot of people in early 2010, but the album itself was launched late 2009, so I can't put it here. Others like Eric Hutchinson's or Corinne Bailey Rae's are also the same. If I could include them, you would see a totally different top 20.
Another thing you probably see in my list are songs from a repeated singer. BoB, Bruno Mars, Mystery Jets, Ra Ra Riot appeared more than once. To some extent, this shows the quality of the album, or how really influential their music was (to me) in 2010. Some came close to appearing twice, such as Sarah Harmer and Plain White T's. They would've been if this is a Top 25 best songs list. hehehhee...

Anyway, congrats Lesley Meguid! Your track reached the top. It was really hard to select between your 'Love' track, Natasha Beddingfield's 'No Mozart', and Mystery Jets' 'Serotonin'. For a time I thought Serotonin would go to first easily because I loved it so much back in August to October. But then their lower production quality forced me to drop them down to 3rd place.


Serotonin album was probably the best album for me in 2010, personally. Very influential despite their limitations. I've managed to get the musical message they wanted to send out, which most people did not, because many of my friends would only consider them as another Killer-wannabes. Dude, I didn't even like The Killers. Sarah Harmer did a great great job with Oh Little Fire album, also brilliant! But Natasha Beddingfield's Strip Me is just a magical genius work, it's just so hard not to love this, even for me who is quite indifferent for this music genre.

Friday, January 14, 2011

How the name of a river represents the people around it

Have you ever been to northern parts of India or Nepal?


The picture above is showing major rivers that came from the Himalayan glaciers.
Even though I'm now one of the TCP presenters, I am not going to talk about the climate change and how these glaciers are diminishing from the face of the ol' earth.
What I've been wondering, ever since I saw a map like this in Al Gore's presentation, was...:

The Yellow River runs thru China.. and so the Chinese people are mostly Yellow! Maybe not in real colour, but that's what the whites always told us. And these Chinese people definitely represents the yellow circle in the Olympics logo.

Anyways, moving on... And then you'll find the Mekong River runs thru Thailand, Laos and these type of countries, and I guess this explains why there are so many Sekongs in the whole Thai Land !!

Now I wonder if the people in north India can be categorised as Gengges ?!! They do smell.. Well the majority of them do.. and that's definitely one criteria of Gengges...

Oh and by the way, do you know that the meaning of 'Liwung' is bingung or kusut? Just like the people of Jakarta from their behaviour to their mentality ! ;)

Wednesday, January 12, 2011

Mencari Pasangan Seperti Memilih Baju dalam Lemari

Mencari pasangan itu seperti memilih baju dari lemari pakaian.
Semakin banyak pilihan yang anda miliki, sebenarnya malah membuat anda semakin bingung baju mana yang sebaiknya anda pakai hari ini.


Kita semua pasti pernah kan membuka lemari dan merasa bosan karena baju yang dipilih itu-itu aja. Dari situ lah kita semua lalu mulai membeli baju/sepatu/apapun yang baru. Tanpa sadar, yang tadinya anda dihadapkan kepada pilihan 3 model baju untuk pergi ke mall, sekarang tahu-tahu anda sudah punya 10 kombinasi model baju yang dapat anda gunakan untuk style berpakaian ke mall.
Yang tadinya anda cuma punya 2 sepatu kets berwarna putih, tanpa sadar sekarang anda sudah memiliki 5 sepatu kets warna putih dengan berbagai merek dan style. Yang tadinya sebuah baju akan menikmati 'rotasi pemakaian' selama 3 tahun lamanya, setelah persaingan semakin banyak akhirnya sekarang baju baru hanya menikmati rotasi selama paling-paling 6 bulan.

Hal yang sama sebenarnya dirasakan manusia modern seperti kita semua ini juga, terutama menyangkut musik.

Pada jaman dahulu disaat kita harus membeli album untuk menikmati sebuah karya musik, kita menjadi lebih menghargai satu album sebagai sebuah karya keseluruhan dan dapat merasakan experience satu album tersebut sehingga kita merasa connected dengan musisi dalam album tersebut, dan merasa memahami apa yang ada dalam pikirannya saat menyusun album itu. Karena kita actually mengeluarkan uang untuk membeli album tersebut, kita menjadi lebih sayang dan menyatu dengan album tersebut sehingga CD/Kasetnya ada di mobil/kamar kita dalam jangka waktu yang lebih lama, dari mulai 6 bulan hingga 3 tahun.

Sekarang dengan era digital, dimana mp3 tinggal di-click maka sudah berpindah lokasi ke dalam hard drive anda, secara tidak sadar kita semua taking for granted karya-karya musik. Mp3 didownload lagu-lagu hits nya saja sehingga kita tahu ada lagu Teenage Dream dan ada lagu Fireworks tapi kita tidak faham album Teenage Dream secara keseluruhan. Kurang lebih seperti itu. Revolusi dalam experience dalam mengapresiasi musik sudah sangat berubah. Kita adalah generasi instan ketika kita sudah tahu bahwa kita memiliki kemudahan dalam 'memilih' musik yang ingin kita dengar. Semakin mudah kita mendownload dan share musik-musik hits terkini maka semakin kita lupa menikmati karya album sebuah musisi sebagai satu kesatuan karya seni yang utuh. Dengan berkembang pesatnya musik dan kemudahan bagi kita untuk mendapatkan musik-musik terbaru, jangka waktu sebuah karya musik yang kita nikmati juga menurun. Sebuah lagu hits terbaru dari Taio Cruz, misalnya paling-paling akan anda nikmati selama 3 bulan saja, selepasnya suddenly lagu tersebut jadi agak norak kalo masih didengerin. That's the bad thing about Pop music, and that's why music like John Mayer, Corinne B Rae, Dave Matthews Band, etc stay a lot lot longer in your iPod. But that's for another story ;)

Jadi sebenarnya saya ngomongin apa sih? Pasangan? Baju? atau Lagu?... Hehehehe