Pages

Saturday, October 15, 2005

London vs Indonesia (part 02)

Ini bagian kedua nya.. yg gue tulis hari ini. Orangtua gue emang cukup suportif. Cuman emang ada hal2 yg suka lupa dilihat manusia dalam mengambil sebuah keputusan... Jadi mgkn gue rasa penting juga buat org2 diluar sana membaca tulisan gue ini. Siapa tau jadi inspirasi.. sekali lagi sebatas agar tahu bahwa di dunia ini ada byk hal selain duit dan karir.

cheers,
Rega

____________________________________________________________________
Yahh aku sih setuju.. dan aku juga gak keberatan deh klo emang mesti kerja urban consultant sebentar. Tapi sulit juga. Email2 kalian kemaren udah membantu bikin aku semangat. Terimakasih. Tapi masih belum sreg juga.
Oke gimana kalo kita coba breakdown:

Kelebihan bekerja di London:
1. Bisa menimba ilmu. Ilmu yg didapet sangat bermanfaat buat masa depan, dari mulai inovasi2 dan latihan berbahasa inggris.
2. Tabungan lebih banyak. Karena dg gaji 20,000 misalnya, maka apabila living cost setahun = 12,000 saja, maka bisa menabung minimal 5,000an pounds yg equal dg 100 juta. Bandingkan dengan tabungan yg didapat dari kerja di jkt. Mis. gaji 4 juta, biaya hidup (krn nebeng ortu) jadi cuman 1.5 juta. Nabung 2 juta minimal/ bulan dikali 12 = cuman 24 juta saja (1/4 nya dari kerja di london).
3. Mgkn lebih dihargai saat kembali ke Indonesia, karena pernah bekerja di perusahaan luar di London. dan CV bagus.

Kelebihan kembali ke Indonesia:
1. Aku pgn ketemu nini dan pgn lihat masjid di subang. Kalian gak tau rasanya apa.. sebelum aku brgkt kan Nini bilangnya, " Hati hati yah ga disana.. klao-kalo gak ketemu lagi..".. dan aku harus hidup satu tahun terakhir dengan kata2 itu terngiang2 di kepalaku. emang enak?
2. Kalo ngantor tetep bisa jumatan dan solat. Dan pasti ada mushola nya.. mau di kantor2 macam citibank juga orang pada jumatan dan solat. Jadi environment lebih enak.
3. Di Jkt, walau gaji misalnya cuman 3 juta juga, tapi dengan living cost yg lebih rendah masih tetep bisa hidup enak. Masih bisa makan di restoran mahal. Masih bisa beli kado. Masih bisa hura2 kalo weekend bersama temen2. Bandingkan dg biaya hidup 12,000 pounds di london yg adalah hidup ketat.
4. Secara karir musik jelas lebih baik. Udah banyak yg nungguin aku di Jakarta. 2 tawaran rekaman indie. Temen2 yg siap support, dan musisi2 yg siap bantuin aku kalo aku minta. Dg karir musik terpenuhi maka akan lebih baik ke depannya karena menghilangkan salah satu sisi karir kku yg kalo gak kupenuhi aku bisa penasaran. Shg kalo musik udah beres, aku bisa move on ke sisi karir ku yg lain. Musik mgkn duit gak seberapa.. tape kepuasan batinnya bisa 50x lipat kerja kantoran. Lagipula kalian juga yg ngajarin aku untuk bisa segala sesuatu. Skrg aku harus hidup dg kemampuan di berbagai hal, yg tiap mlm selalu aku syukuri, tapi kerap bikin aku pusing dalam nentuin jalan hidup. (bandingin ama org2 yg gak bisa maen musik jadi karir kantoran 100%.. ato org2 yg ga bisa mikir apa2 selain musik jadi karir musik 100%). Dgn aku memuaskan karir musikku.. mudah2an kedepannya gak akan ganggu aku lagi.
5. Social life lebih baik. Hidup di London sebagai minoritas, manusia gak pernah akan punya social life yg baik, sebaik mereka hidup di asal mereka. Mau itu org india, org turki, org yunani.. sama semua. Social life mereka akan lebih baik di home country mereka. Krn disini, kita nobody. Di negara kita, kita somebody. Dalam setahun di UK, rekan2, contacts dan temen2 yg bisa aku dapetin paling2 50 orang. Di Indonesia, dalam setahun, aku bisa dapet contacs sebanyak 100 orang. Ini juga perlu dikaji, yg mana lebih menguntungkan di masa depan.

____________________________________________________________________

Oke.. jadi mari kita lihat lebih jauh, effect ke depannya. Sesuai perkataan ibu dan temen2ku juga bahwa aku punya kemampuan buat ngeliat jauh ke depan. yg memang harus aku akui benar bahwa kadang bikin aku sering jadi pesimis.
Dengan aku bekerja di London maka aku:
- gak bisa ketemu Nini --> faktor psikis.. bisa jadi something i regret for my entire life nantinya
- Gak bisa jumatan dan solat dzuhur dan ashar di kantor --> pantes aja org2 kerja di luar agamanya memudar semuah.. ahhahha
- Gak bisa hidup enak ---> selalu irit. Makan seadanya. Gak bisa jalan2 dan enjoy life.
- Kehilangan kesempatan karir musik lebih jauh. ----> Album Nafas Terakhir ku umurnya udah setahun. Udah setahun nunggu produksi. Smentara Farringdon Sessions gak sempet menarik perhatian banyak anak2 karena aku disini, dan itupun umurnya udah 5 bulan dan sudah mulai kehilangan greget. Di Indonesia belum ada musisi yg menjual figur. Aku udah test di UK dan hasilnya cukup bagus. Menjual figur satu org adalah strategi marketing yg bagus buat musik. Karena mudah ditangkep, mudah dihafal, dan mudah disukai. Di Inggris aku udah mencoba itu dan lumayan.
- Gak punya social life. ---> gak perlu maksa, harus kita akui komnuikasi itu perannya sangat penting. Org jawa medok sama anak Medan akan susah komunikasi. Begitu juga antara orang2 British dg pendatang internasional. Dg bahasa Inggris slang yg jauh lebih susah dimengerti dari bhasa Amerika, lebih sulit bagi org2 international utk exist diantara org2 lokal. Ini udah kucek dng bbrp org2 yg pernah di US. Di US, pendatang dan org Lokal lebih blend. Makanya kita juga byk lihat di film2 bagaimana di sekolah2 ada org2 cina byk, org2 item.. tapi tetep aja nge blend nya enak. Bukannya kita gak bisa blend dg org Inggris, tapi gak akan pernah jadi teman baik. Aku juga dekat dg temen2 UK ku dari kampus. Tapi harus diakui kita gak akan mgkn jadi temen deket. Krn barrier komunikasi. Sama aja misalnya..bapak ketemu temen yg org irian. Dia bisa bahasa indonesia baik dan benar secara perfect.. tapi dia gak bisa ngomong dg dialect yg sama dg dialect org2 di jkt pada umumnya. Jadi hidup di UK.. manusia pendatang akan menjadi nobody. Org2 yg udah 'dianggep' adalah anak2 yg lahir disini, hidup dari kecil dg pendidikan sini, menegrti sjarah UK, org2 yg practically sudah menjadi british citizen dan dengan logat english atau scottish mereka.

Dengan aku pulang ke Indonesia, maka aku:
- Kehilangan kesempatan buat mendapatkan ilmu tambahan ----> okeh. tapi.. lalu?
- Kehilangan kesempatan dapet uang 75 juta (100 juta - 25 juta). -----> Kalian pasti mikir, ahhh mana mgkn cuman 20,000... tapi asal tau aja kerjaan urban begitu mah mana mgkn bisa nembus 25,000 pounds buat org baru. Sama aja kondisi dg di Indonesia. Kerjaan gitu gaji2nya kecil2. Kalo mau 25,000 keatas yah masuk bank atau financial companies, atau perusahaan2 yg terkait dg uang. Jadi kuprediksikan difference pendapatannya sekitar 60 juta - 90 juta.
- Kehilangan pengalaman kerja lama perusahaan luar di CV. --> so...?

____________________________________________________________________

Gak bisa dipungkiri dari ribuan analisa probabilities yg udah aku run di otak ku dari tahun lalu pun, selalu cenderung si Indonesia yg menang. Paling UK menang beberapa kali saja. Ibaratnya kalo skor .. perbandingannya kira2 10 banding 3. Dalam 13 kali, 10 kali pilihan pulang Indonesia menang. cuman 3 kali pilihan UK menang.
Sampe skrg aku masih bingung terus. Malem aku mgkn bisa yakin utk kerja disini. Tapi nanti pas siangnya bisa berubah pikiran dan merasa pulang ke indo lebih menguntungkan. Rasanya udah kyk sakit tipus yg bisa demam tiba2 di tengah malem.

Yg bisa aku simpulkan sih: UK lebih positif mendukung karir dan uang
Indonesia lebih positif mendukung kebahagiaan batin

So.. yg mana yg lebih penting?.. karir? uang? happiness?..
Hapiness disini mencakup happiness spiritual yg baik2 skaligus happiness2 manusia yg duniawi.
pentingan mana... kerja di luar dan hebat.. atau bisa jumatan di dalem gang tiap jumat siang?..

Coba deh kalian tempatin posisi kalian di aku.. pasti mikirnya juga agak beda. Mgkn klo posisi aku spt kalian skrg juga aku akan mikirnya beda juga lah... But Im still 24 yrs old... which sometimes draws this question... Is it too young, that you should be able to spend a few more years abroad and concentrate on your career and money?... or Is it too young that you should not waste any more of your youth and go seek that happiness until you reach the time when you will eventually weighs more concern on career and money?
Yg bila diolah lebih jauh lagi menjadi pertanyaan juga secara lebih spesifik... 1 tahun lagi di London... is it too long, that you will lose a lot of opportunities in London if you decide to go back home?..... or is it too long, that you will lose a lot of opportunities if you decide to stay in London?

I know God will never give me any answer. God loves to play. God loves mysteries.... and He has been giving me a lot of options to choose. which of course, Im still grateful for that, cos I know that He loves me.

love and in desperate need of enlightment,

Rega

ps: di analisa perbandingan di atas, aku gak memasukkan faktor cewe2 lho. karena aku merasa itu terlepas dari karir. Jadi aku masukin yg related sama karir secara lgsg aja. Walopun faktor cewe2 sebenarnya berpengaruh juga ke situasi batin keseluruhan.

London vs Indonesia (part 01)

Ini cuman imel gue kemaren2 ke orangtua gue. Dan belakangan ini gue lagi kebingungan. inipun udah lanjutan dari diskusi2 yg udah panjang sebelumnya. Tapi gue rasa banyak value2 disini yg bisa diambil oleh temen2. Karena asal tau aja.. gak banyak anak2 Indonesia yg memahami value2 ini. At least di London begitu. Dan gue cukup kecewa. Karena value2 yg akan gue sebutkan disini adalah hal2 yg cukup vital dalam hidup secara keseluruhan. Hidup bukan sebatas karir, duit, kawin, cewe.. dan hal2 cetek lainnya. Hidup jauh lebih dalam dari itu.

cheers,
Rega

____________________________________________________________________

Semua org bilang aku beruntung, krn byk bgt org2 yg ngebet kerja disini tapi gak dapet. Tapi yah justru itu dia.. aku mah gak pernah ngebet. Aku ngebetnya ngerjain something that's challenging, interesting, and fun. Something yg bikin bahagia. Kasian lihat anak2 muda jaman skrg.. mikirnya masih uang doang. Tapi gak pernah ngerti the true value of life. Pantes aja Indonesia dimaenin mulu ama org2 nya sendiri. Kalo org2 nya cuman lintah2 yg maunya cari benefit buat pribadi sih yah pasti iya.. Maksudnya.. kalo org2 standarnya mikir "ahhh kan udah bagus ga lo kerja disini. hidup enak. gaji pounds... pulang bisa bawa bbrp ribu pounds." Which is beberapa puluh atau ratus juta. Kok mikirnya cetek bgt yah org2?.. Kalo ditanya, "emangnya lo maunya kerja apa sih? lo sukanya bidang apa?"... jawabnya. "yahh apa aja lah, yg penting kerja di London." ..............pantes diisepin mulu duit Indonesia, kalo mental manusia indonesia masih kyk begini.. bukan ama org2 yg beli ijasah doang.. tapi ama lulusan2 luar negeri juga. ampuuunn. Mikirnya duit doang..

Org2 gak bisa mikir justru krn di indonesia begitu primitifnya, peluang2 bisa dibikin jadi banyak. Skrg dg ngeliatin kerjaan company ku ini aja aku udah dapet inspirasi nih buat di Indo. Org2 gak mikir.. walau di Indonesia gaji cuman 3 juta tapi bisa idup enak walau pelan2. Sementara disini pada hidup sengsara, nahan2 gak keluar duit. Yahhh sama aja kan tradeoffnya. Aku sih bukannya aku gak seneng tinggal dan kerja dsini.. Tapi aku orangnya cukup logis kalo soal urusan tradeoff. Wong aku bisa dibilang orang yg paling pelit di London.

Duit yah penting, tapi senyuman di muka sama seneng di hati juga gak boleh dilupain. Karena buat apa kita kerja mati2an supaya bisa senyum sebelum mati. Lah kalo bisa kerja tapi sambil senyum dari skrg.. apa bukan lebih baik?
temenku si Lina yg kerja jadi analyst di JLL research juga mulai gerah. Kerja di London emang gak menyenangkan. Dia skrg lagi bingung mendingan diterusin apa pulang aja ke greece.

Skrg Carl temenku org singapore aja ditawarin 5 kerjaan disini dia tolak semua dan dia malah balik ke singapur, kan ada alesannya. Iyah bener.. disini hidup mahal banget. Tradeoffnya bila dibandingkan dg dollar singapur yg 1/3nya emang jauh banget lebih beneficial di singapur... Orang2 tolol yg pada maksa. Skrg di Harry cerita companynya lagi ada proyek pembangkit listrik di Indonesia. Mendingan aku ke korea aja. ato engga stand by di jkt buat bantuin company nya.. hahhahaha.. kalo urusan Budaya kerja disini sih sama2 aja lah. Gak ada bedanya sama kantornya si Rama. hahahhaa..

that's why... i found... nothing special.

rega